NANOTEKNOLOGI
Mungkinkah seseorang menahan napas selama empat jam sambil
duduk santai di dasar kolam renang? Atau, berlari cepat selama 15 menit tanpa
perlu bernapas? Menjadi manusia "adikodrati" semacam itu sekarang
dimungkinkan berkat adanya Respirocyte, sebuah nanorobot ciptaan Robert A
Freitas, pakar nanoteknologi dari AS. Nanoteknogi adalah teknologi yang bekerja
dalam skala sepermiliar meter.Respirocyte yang berdiameter 1 mikron itu
mengapung sepanjang aliran darah. Robot berbentuk spiral itu terbuat dari 18
juta atom, sebagian besar berupa atom karbon dengan formasi berlian. Tugas
Respirocytes meniru cara kerja pengisian sel darah merah secara alamiah ke
dalam hemoglobin. Sebagai pompa mini, nanorobot mampu memompa lebih dari 9
miliar molekul oksigen dan karbon dioksida. Hal itu setara dengan mengantar 236
kali lebih banyak oksigen daripada yang dilakukan sel darah merah.
Bentuk molekulnya yang mirip berlian memungkinkan Respirocyte
bekerja dengan tekanan hingga 1.000 atmosfer (atm). Padahal, sel darah merah
bekerja hanya pada tekanan 0,51 atm dan disalurkan ke jaringan sebesar 0,13 atm
saja, sehingga injeksi 5 sentimeter kubik cairan suspensi akan mampu
memindahkan semua oksigen dan karbon dioksida yang ada dalam 5.400 sentimeter
kubik darah dalam tubuh. Itu sebabnya seseorang mampu menahan napas lebih lama tanpa
takut kehilangan oksigen.
Kehebatan nanoteknologi tak berhenti di situ saja. Mengatasi
bahkan mengobati penyakit pun bisa dilakukan nanoteknologi. Penderita
hipertensi, misalnya, kini tak perlu lagi disuntik atau mengonsumsi obat, cukup
hanya disemprot saja ke bagian tubuh tertentu Hal itu menjadi kenyataan setelah
sejumlah profesor dari Universitas Tsinghua dan Universitas Beijing, RRC,
melakukan riset bertahun-tahun untuk menggabungkan pengobatan tradisional Cina
dengan teknologi modern berupa bioteknologi dan nanoteknologi. Hasilnya,
ternyata bahan baku alami obat tradisional Cina dapat diperkecil hingga ke
ukuran nano, sehingga dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh, menstabilkan
tubuh pada fungsi hati, melancarkan aliran darah, meningkatkan peredaran darah,
melarutkan darah yang mengental dan menggumpal, mengurangi daya hambat pembuluh
darah, sehingga tekanan darah dapat diturunkan ke tingkat normal pada penderita
hipertensi.
Bentuk akhirnya berupa cairan semprot yang dinamakan Sunny
Wen Ya Yi. "Nanoteknologi hanya memperkecil ukurannya tanpa mengubah
fungsi obatnya," kata Handi William, Operational Director PT Cahaya
Bioteknologi Farmasi, produsen produk baru tersebut. Tidak mengherankan kalau
perusahaan itu, selama Pekan Raya Jakarta (PRJ) berlangsung hingga 18 Juli
nanti, mengundang pengunjung untuk mendapatkan pelayanan kesehatan berupa tes
tekanan darah dan konsultasi kesehatan gratis. Bagi pengunjung yang menderita
tekanan darah tinggi akan diberikan penyemprotan gratis cairan somprot itu
untuk menurunkan tekanan darahnya. Tak kurang 20 juru rawat dan 5 dokter
dibantu sekitar 35 tenaga promosi terjun dalam pelayanan kesehatan tersebut.
Caranya sederhana saja, mula-mula pengunjung dites tekanan darahnya dengan
tensimeter digital. Bila ternyata tekanan darahnya di atas ambang normal
(90/140 mmHg), pengunjung akan dipersilakan ke bilik bersama petugas yang tepat
untuk disemprot bagian dalam lengan, sekeliling pusar, dan bagian dalam paha.
Setelah itu, pengunjung akan diminta melakukan tes ulang tekanan darah setelah
20-30 menit. Kebanyakan pengunjung terheran-heran ketika mengetahui tekanan
darahnya menurun drastis dan bahkan kembali normal dalam waktu singkat. Semua
karena partikel obat yang berukuran lebih kecil daripada atom dapat langsung
menembus kulit dan langsung menembus ke pembuluh kapiler darah. Setelah
memasuki sirkulasi darah dan sampai pada pembuluh darah, cairan semprot itu
menghasilkan efek farmakodinamika, sehingga akhirnya dapat menstabilkan tekanan
darah penderita. Meski merupakan produk baru, cairan semprot itu memiliki harga
cukup terjangkau, yakni Rp 128 ribu per botol ukuran 50 ml, lengkap dengan buku
pedoman yang tebal. Sebotol dapat digunakan untuk sebulan pemakaian.
Hipertensi sering disebut "pembunuh diam-diam"
karena sebagian besar pasien hipertensi tanpa mengalami keluhan apa pun selama
bertahun-tahun. Sakit kepala, pening, baru terasakan bila tekanan darah sudah
menjadi amat tinggi. Gejala lain yang dapat timbul, antara lain keringat
berlebihan, kram otot, rasa lemas, sering kencing, dan jantung berdebar. Hipertensi
bisa dipicu oleh konsumsi makanan yang mengandung lemak. Karena makanan
tersebut banyak disukai orang, tak heran jika hipertensi memiliki peluang
berjangkit pada semua orang. Pada umumnya prevalensi hipertensi berkisar antara
1,8 - 28,6 persen penduduk yang berusia di atas 20 tahun. Sebagai perbandingan,
di Amerika Serikat 15 persen golongan kulit putih dewasa dan 25-30 persen
golongan kulit hitam adalah penderita hipertensi.
Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal
adalah 140/90 mmHg, dan dikatakan darah tinggi/hipertensi jika tekanan darah
sama atau di atas 160/95 mmHg. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi
menjadi dua golongan, yaitu hipetensi esensial atau hipertensi primer yang
tidak diketahui penyebabnya, yang merupakan kelompok terbanyak yakni 90 persen.
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal sebanyak 10 persen. Pada umumnya
komplikasi terjadi pada hipertensi berat, yaitu apabila tekanan diastolik sama
atau lebih dari 130 mmHg, atau kenaikan tekanan darah yang mendadak tinggi.
Komplikasi serebrovaskular dan komplikasi jantung sering ditemukan di samping
adanya komplikasi pada organ-organ sasaran utamanya, yaitu jantung, ginjal,
mata, dan susunan saraf pusat. Pada jantung menyebabkan gagal jantung, pada
ginjal menyebabkan gagal ginjal, pada mata menyebabkan retinopati, dan pada
susunan saraf pusat menyebabkan stroke. Meski secara umum dianjurkan tekanan
berada di bawah 140/90, tetapi pada penderita penyakit ginjal karena diabetes
dianjurkan agar tekanan darahnya berada pada kisaran 125-130/75-80. Modifikasi
gaya hidup merupakan cara teraman dan termurah dalam mengatasi hipertensi,
antara lain dengan menurunkan berat badan bila berlebih (indeks massa tubuh
> 27), membatasi konsumsi alkohol, meningkatkan aktivitas fisik aerobik
(30-45 menit/hari), mengurangi asupan garam (menjadi hanya 6 gram perhari),
mempertahankan asupan kalium (90 mmol/hari), mempertahankan asupan kalsium dan
magnesium, berhenti merokok, dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol
dalam makanan. Walaupun penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan, namun
dapat dikendalikan melalui modifikasi maupun gaya hidup serta atau tanpa
pengobatan. Karena itu, penting bagi penderitanya untuk memeriksakan diri dan
melaksanakan pengobatan secara teratur, dan yang terpenting bagi yang belum
menderita adalah dengan pencegahan sedini mungkin melalui gaya hidup yang sehat.
dikutip dari: http://nationalgeographic.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar