TEKNOLOGI NON INVASIVE PENGUKURAN GULA DARAH
DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPY INFRA MERAH.
Oleh
Ningning. Sri. Ningsih
NPM. 0906594526
(Mahasiswa Program Magister Keperawatan kekhususan Keperawatan Anak FIK-UI)
Abstrak
Perangkat non-invasive ini untuk mengukur kadar
gula darah dengan menggunakan Spektroskopy infra merah, The machine scans the tissue underneath the skin using
near-infrared light so there is no need for people with diabetes to draw blood
to analyse their glucose levels. Metode ini dengan menempatkan
alat/spektroskopy di jaringan bawah kulit menggunakan lampu dekat-inframerah sehingga
penderita diabetes tidak perlu untuk
mengambil darah untuk menganalisis kadar glukosa mereka. The molecules in the blood are then analysed using a
technique called Raman spectroscopy to determine how much glucose is present.
Molekul-molekul dalam darah ini kemudian dianalisis menggunakan teknik yang
disebut Raman spektroskopi untuk menentukan berapa kadar glukosa darah . Dengan tehnik ini dapat mengurangi nyeri
akibat tusukan pengambilan darah terutama pada anak-anak. Metode ini banyak
diteliti dan dikembangkan dibeberapa negara, salah satunya adalah oleh
J.Kapalan, dkk tentang Pengukuran transkutan glukosa darah dengan inframerah
menunjukan bahwa metode Raman spektroskopi inframerah secara akurat dapat
mempredikasi kadar glukose plasma selama hipoglikemia pada manusia. Hal yang
harus diperhatikan bahwa kalibrasi ini
menjadi sulit jika segera setelah pasien makan sesuatu gula darah akan melonjak
cepat, sementara dibutuhkan 5-10 menit untuk melihat kenaikan kadar glukosa
cairan intertitial. Dalam sebuah penelitian terhadap 10 relawan yang sehat
dengan menggunakan DCC-kalibrasi spektroskopi Raman inframerah, secara
signifikan meningkatkan keakuratan pengukuran glukosa darah dimana peningkatan
rata-rata 15-30%. Meskipun jarang ditemukan dan digunakan di indonesia,
penggunaan alat ini perlu dicoba dan dikembangkan guna menghilangkan nyeri dan
ketakutan karena pengambilan darah.
Kata Kunci : Spektroskopi Infra merah, Teknologi, Diabetes mellitus,
glukosa darah
I. Latar
Belakang
Diabetes adalah penyakit
metabolik yang dapat mempengaruhi hampir setiap sistem organ dalam tubuh. Diperkirakan bahwa lebih
dari 15 juta orang di Amerika Serikat memiliki diabetes. Orang dengan
diabetes tidak dapat / kesulitan
mengontrol gula darahnya tanpa perawatan yang tepat, yang mungkin
termasuk diet dan olahraga, berbagai obat-obat oral, dan / atau suntikan
insulin. Untungnya dengan perawatan
yang tepat, penderita diabetes dapat menghindari komplikasi seperti kebutaan,
gagal ginjal dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Salah satu cara untuk menghindarinya adalah
dengan selalu melakukan pemeriksaan
darah secara teratur dan rutin, terutama orang dengan diabetes tipe 1 harus menjaga dengan hati-hati pada kadar
glukosa darah mereka, jika terlalu banyak gula dapat merusak organ, sementara
terlalu sedikit tubuh kehilangan bahan
bakar yang diperlukan. Kebanyakan
pasien harus ditusuk jari-jarinya beberapa
kali sehari untuk mengambil sampel darah
untuk pengujian. Tetapi dengan penusukan jarum yang berulang dapt menyebabkan
nyeri.
Terutama orang dengan diabetes
tipe 1 harus menjaga hati-hati kadar glukosa darahnya jika terlalu banyak
gula dapat merusak organ, sementara terlalu sedikit menghilangkan sumber energi
yang diperlukan. Untuk mengurangi rasa sakit dan
ketidaknyamanan, seorang peneliti dari Massachusetts Institute of Technology di
MIT Laboratorium Spektroskopi bekerja dengan cara non-invasif untuk mengukur
kadar glukosa darah dengan menggunakan lampu yang dinamakan dengan Raman Spektroskopy
Infra merah. Metode ini terutama menggunakan penyerapan tengah spektroskopy
radiasi inframerah untuk mengukur kadar glukosa darah. The Mid infrared region has certainly distinct
advantages over the other electromagnetic radiation in terms of selectivity to
be absorbed by specific analyte for a qualitative and quantitative analysis of
the ana Tehnik ini dapat mengungkap kan kadar glukosa dengan hanya
memindai tangan pasien atau jari dengan cahaya di dekat inframerah, sehingga
menghilangkan keharusan untuk mengambil darah.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh J.Kapalan, dkk tentang Pengukuran transkutan
glukosa darah dengan inframerah menunjukan bahwa metode Raman spektroskopi
inframerah secara akurat dapat mempredikasi kadar glukose plasma selama
hipoglikemia apada manusia. (http://care.diabetesjournals.org/content/22/12/2026)
Tujuan
dari tulisan ini adalah memberikan gambaran tentang alat / metode pemeriksaan kadar
glukosa darah yang baru sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi rasa nyeri akibat penusukan untuk
pengambilan darah dan menghilangkan ketakutan atau trauma terutama bila
dilakukan pada anak-anak.
II. Homeostasis
Glukosa Darah
Semua
organ bagian tubuh membutuhkan suplai glukosa, tidak semua jaringan membutuhkan
insulin untuk menerima glukosa. Otak, hepar, usus, dan tubulus ginjal tidak membutuhkan insulin untuk menstranfer
glukosa ke sel-selnya. Otot skelet, otot jantung, dan jaringan adipose membutuhkan
insulin untuk menghantarkan glukosa ke sel-sel.
Normalnya
kadar glukosa darah seimbang pada orang yang sehat melalui reaksi insulin dan
glukagon. Sel beta pankreas menstimulasi untuk menghasilkan insulin dengan cara
meningkatkan kadar glukosa darah, tetapi
meningkatkan kadar asam amino plasma dan asam lemak juga menstimulasi
pengeluaran insulin. Seperti sel-sel otot jantung, otot sklelet, dan jaringan
adipose menerima glukosa, kadar nutrisi plasma menurun dan menstimulasi untuk
menekan produksi insulin. Jika kadar glukosa darah menurun, glukagon
dikeluarkan untuk menjadikan glukosa dalam batas normal. Epineprin, hormon
pertumbuhan, thyroksin, dan glukokortikoid juga menstimulasi dengan
meningkatnya glukosa pada saat hiperglikemia, stress, pertumbuhan dan
meningkatnya kebutuhan metabolisme.
Normalnya
kadar glukosa darah pada klinik bervariasi tergantung hasil pemeriksaan
laboratorium. (Burke dan Lemon, 2005).
III. Teknologi Raman
Spektroskopy Infra merah.
Monitor glukosa
darah adalah unik karena sebagian besar sistem yang ada lainnya mengembangkan
metode pengujian glukosa non-invasive untuk menggunakan Inframerah radiasi
disekitar kulit, tetapi sinyal inframerah sangat lemah. Tehnik penggunaan
spektroskopi Infrared raman, sebuah metode yang mengidentifikasi senyawa kimia
berdasarkan frekwensi getaran obligasi memegang molekul secara bersama. Tehnik
ini dapat mengungkapkan kadar glukosa hanya dengan memindai tangan pasien atau
jari dengan cahaya di dekat infra red, sehingga menghilangkan keharusan untuk
mengambil darah. Salah satu kendala utama yang mereka hadapi adalah bahwa
cahaya dekat-inframerah menembus hanya sekitar setengah milimeter dibawah
kulit, sehingga mengukur jumlah glukosa dalam sel instertitial, bukan jumlah
dalam darah. Untuk mengatasi hal ini bisa dengan menggunakan algoritme yang
berkaitan dengan dua konsentrasi, yang memungkinkan untuk memperkirakan kadar
glukosadarah dalam cairan instertitial. Tetapi kalibrasi ini menjadi sulit jika
segera setelah pasien makan sesuatu atau minuman manis karena gula darah akan
melonjak cepat, sementara dibutuhkan 5-10 menit untuk melihat kenaikan kadar
glukosa cairan intertitial. Dalam sebuah penelitian terhadap 10 relawan yang
sehat dengan menggunakan DCC-kalibrasi spektroskopi Raman inframerah, secara
signifikan meningkatkan keakuratan pengukuran glukosa darah dimana peningkatan
rata-rata 15-30%.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Feld, Barman dan
Kong dan diterbitkan dalam
edisi 15 Juli jurnal Analytical Chemistry dan Pada bulan Oktober, Barman menerima Tomas A. Penghargaan Hirschfeld di
Federasi Kimia Analitik dan Spektroskopi Societies Konferensi, untuk karyanya
pada peningkatan glukosa berbasis pengukuran spektroskopi .
Gambar 3.1
Cara untuk
mengukur kadar glukosa darah oleh bersinar terang
di
dekat-inframerah pada kulit.
Gambar 3.2
Mesin Raman spektroskopi dapat mengukur kadar glukosa
darah
IV.
Kesimpulan
Menurut Anne
Trafton Orang dengan diabetes tipe 1 harus menjaga dengan hati-hati kadar glukosa darah mereka jika
terlalu banyak gula dapat merusak organ, sementara terlalu sedikit
menghilangkan tubuh bahan bakar yang diperlukan. Most
patients must prick their fingers several times a day to draw blood for
testing. Kebanyakan pasien harus tusukan jari-jari mereka beberapa kali
sehari untuk mengambil darah untuk pengujian.
Untuk menghindari terjadinya komplikasi, penderita Diabetes
melitus selain harus menjaga pola makan dan olahraga teratur maka akan
memerlukan pemeriksaan darah secara rutin seumur hidupnya, maka tindakan ini
akan membuat nyeri terutama bila dilakukan pada anak-anak. Metode ini meskipun
belum dikembangkan di Indonesia alangkah baiknya dilakukan penelitian agar bisa
dikembangkan tiap di rumah sakit di Indonesia
5.
Saran
a. Bagi pasien
Metode
pengukuran kadar glukosa dengan Inframerah ini bisa digunakan secara rutin
tanpa efek samping tetapi tetap harus melihat hal-hal yang harus diperhatikan
penggunaannya agar pengukuran menjadi akurat, tetapi pasien tetap harus
memperhatikan pola makan dan olah raga, metode ini hanya membantu dalam
mengontrol dan mendeteksi saja.
b.
Bagi
Pendidikan keperawatan dan Tim
kesehatan
Makalah
ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan mengenai wawasan teknologi
kesehatan yang dapat diterapkan di tatanan pelayanan kesehatan sebagai
pengembangan asuhan keperawatan dan ilmu keperawatan dan sebaiknya bisa
dikembangkan lagi dengan penelitian-penelitian yang berhubungan.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur. C., & Hall. John., E. (2001). Human Physiology and Deseases
Mechanism, (3th Ed). Terjemahan
oleh Petrus Adrianto, 2001). Jakarta .
Penerbit
EGC.
John F. Burd. Non-invasive
Blood Sugar Monitor using Mid-infrared Radiation.
Diunduh
tanggal 2 Nopember 2010 dari
Kaplan. J.
dkk (2000). Transcutaneous glucose measurement using near-infrared
spectroscopy during hypoglycemia. Diunduh tanggal 2 Nopember 2010 dari
Kitamaru.A,
Nomura.F, dkk. Patent application
title: Method for Measuring Glucose
Concentration in Blood Using Infrared
Spectroscopy and Instrument Employing
It. Diunduh tanggal 2 Nopember 2010 dari
Lemon, P,
& Burke, K (2002). Medical Surgical
Nursing : Critical thinking in client
care. (2th Ed). Prenince Hall. New Jersey
Price, S., & Wilson ,
L., M. (2002). Pathophysiology. Clinical
Concepts of Disease
Processes. St Louis : Mosby Year Book. Inc.
Device uses
light to measure blood sugar levels. 16 August 2010.
Diunduh tanggal 2 Nopember 2010 dari http://www.theengineer.co.uk/device-
uses- light-to-measure-blood-sugar-levels/1004365.
Trafton, A. (2010). MIT Researcher Use Raman Spectroscopy for
Noninvasive for Blood
Glukose
Measurement. 10 Agustus 2010. Diunduh
tanggal 3 Nopember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar